Laporan FEDLI AZIZ, Pekanbaru
fedli-aziz@riapos.com
Jauh sebelum program Adiwiyata ada, SMAN 8 Pekanbaru memang sudah terkenal dengan suasana rindangnya. Malah ada yang berseloroh bahwa SMAN 8 adalah sekolah dalam hutan. Lingkungannya yang asri itulah yang mengantarkan SMAN 8 sebagai salah satu penerima penghargaan Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup sejak 2009. Dan kini pada 2011 SMAN 8 kembali dicalonkan sebagai penerima Adiwiyata.
‘’Ini sudah masuk tahun ketiga program Adiwiyata SMAN 8. Pada 23 Februari akan ada penilaian dari Kementerian Lingkungan Hidup, mengenai administrasinya kami sudah siap,’’ ujar penanggung jawab program Adiwiyata SMAN 8 Pekanbaru Nurafni MPd, Kamis (3/2).
Ia mengatakan, semua program dan penyusunan laporan yang akan dinilai sesuai dengan buku panduan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Selama dua tahun belakangan ini, SMAN 8 telah menjalankan program Adiwiyata di sekolah. Mulai dari visi dan misi sekolah yang sudah menggambarkan tentang kepedulian lingkungan. Dalam kurikulum juga ada pelajaran monoliktik dan dalam pelajaran lain, program Adiwiyata ini terintegrasikan. Tidak ketinggalan pada hari-hari lingkungan hidup, seperti Hari Satu Juta Pohon, SMAN 8 mengadakan lomba-lomba yang bertema lingkungan hidup. Seperti lomba puisi, pidato, menggambar untuk anak-anak SD, painting wall, membuat poster. Semua kegiatan dilaksanakan oleh sekolah untuk menjalankan program Adiwiyata.
Bahkan para siswa juga terlihat sudah matang soal wawasan lingkungan, pada 22 April tahun lalu, Hari Bumi se-Dunia, para siswa SMAN 8 memberikan sosialisasi ke SMPN 13. Semua kegiatan mendapat dukungan penuh dari Kepala SMAN 8 Drs H Nurfaisal MPd.
‘’Setiap ekstrakulikuler kita menyisipkan kegiatan berbasis lingkungan, seperti Japanese Club yang pernah membuat nama-nama tong sampah organik dan anorganik menggunakan bahasa Jepang,’’ terang Nurfaisal. Menurutnya, banyak program yang telah dijalankan sesuai dengan panduan yang disediakan untuk sekolah peraih Adiwiyata, seperti mendaur ulang kertas bekas, memanfaatkan daun gugur yang banyak terdapat di sekolah untuk dijadikan kompos.
‘’Dedaunan diolah oleh siswa untuk dimanfaatkan, bahkan sebagian dijual kepada orangtua siswa,’’ terang Nurafni. Selain itu siswa juga memanfaatkan kulit singkong untuk dijadikan kertas. Walaupun SMAN 8 sudah seperti hutan namun penanaman bibit pohon terus dilanjutkan. Buktinya saat program Pekanbaru Clean, Green, and Fruitful (CGaF) digelar, sekolah ini tetap mengajukan bibit untuk ditanam di lingkungan sekolah. Tidak hanya itu, jika ditelusuri lebih dalam maka di sekolah ini akan ditemukan tandun air yang digunakan untuk menampung air hujan. Air ini dimanfaatkan oleh sekolah untuk menyiram tumbuhan dan berbagai keperluan.
‘’Kami juga membuat safety belt pohon untuk memanfaatkan air pohon agar tidak jatuh percuma ke tanah,’’ kata Nurahfni lagi. Melihat program-proga itu berjalan maka tak heran jika para siswa SMAN 8 baru-baru ini dipercaya untuk mensosialisasikan tentang Biopori ke beberapa SMP. ‘’Kita juga punya warung 3R (Reuse, Reduce and Recycle). Selain itu siswa juga diimbau agar dapat mengumpulkan kantong-kantong deterjen atau botol-botol minuman bekas yang ada di rumah untuk dimanfaatkan dengan dijadikan produk kerajinan. Tak ketinggalan, SMAN 8 juga membuat program rutin untuk menjaga kebersihan sekolah yang memiliki luas 4,3 hektare itu. Program yang melibatkan seluruh warga sekolah yang dijadwal dua kali dalam satu bulan. Program itu disebut Sabtu Bersih. Dengan berbagai program di atas, Nurafni sebagai salah seorang yang bertanggung jawab pada program Adiwiyata di sekolahnya, berharap sekolah-sekolah di luar Adiwiyata juga ikut menjaga lingkungan.
‘’Untuk menjaga lingkungan tempat hidup kita, tidak cukup hanya digerakkan oleh pihak tertentu saja, namun perlu dukungan semuanya. Jadi kami berharap selain sekolah-sekolah peraih Adwiyata, sekolah-sekolah lain juga bersama-sama melaksanakan program peduli lingkungan ini,’’ jelasnya.(*7/yls)
Read more: http://riaupos.co.id/news/2011/02/sman-8-pekanbaru-miliki-warung-3r-dan-safety-belt-pohon/#ixzz1KUxFnhS7
fedli-aziz@riapos.com
Jauh sebelum program Adiwiyata ada, SMAN 8 Pekanbaru memang sudah terkenal dengan suasana rindangnya. Malah ada yang berseloroh bahwa SMAN 8 adalah sekolah dalam hutan. Lingkungannya yang asri itulah yang mengantarkan SMAN 8 sebagai salah satu penerima penghargaan Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup sejak 2009. Dan kini pada 2011 SMAN 8 kembali dicalonkan sebagai penerima Adiwiyata.
‘’Ini sudah masuk tahun ketiga program Adiwiyata SMAN 8. Pada 23 Februari akan ada penilaian dari Kementerian Lingkungan Hidup, mengenai administrasinya kami sudah siap,’’ ujar penanggung jawab program Adiwiyata SMAN 8 Pekanbaru Nurafni MPd, Kamis (3/2).
Ia mengatakan, semua program dan penyusunan laporan yang akan dinilai sesuai dengan buku panduan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Selama dua tahun belakangan ini, SMAN 8 telah menjalankan program Adiwiyata di sekolah. Mulai dari visi dan misi sekolah yang sudah menggambarkan tentang kepedulian lingkungan. Dalam kurikulum juga ada pelajaran monoliktik dan dalam pelajaran lain, program Adiwiyata ini terintegrasikan. Tidak ketinggalan pada hari-hari lingkungan hidup, seperti Hari Satu Juta Pohon, SMAN 8 mengadakan lomba-lomba yang bertema lingkungan hidup. Seperti lomba puisi, pidato, menggambar untuk anak-anak SD, painting wall, membuat poster. Semua kegiatan dilaksanakan oleh sekolah untuk menjalankan program Adiwiyata.
Bahkan para siswa juga terlihat sudah matang soal wawasan lingkungan, pada 22 April tahun lalu, Hari Bumi se-Dunia, para siswa SMAN 8 memberikan sosialisasi ke SMPN 13. Semua kegiatan mendapat dukungan penuh dari Kepala SMAN 8 Drs H Nurfaisal MPd.
‘’Setiap ekstrakulikuler kita menyisipkan kegiatan berbasis lingkungan, seperti Japanese Club yang pernah membuat nama-nama tong sampah organik dan anorganik menggunakan bahasa Jepang,’’ terang Nurfaisal. Menurutnya, banyak program yang telah dijalankan sesuai dengan panduan yang disediakan untuk sekolah peraih Adiwiyata, seperti mendaur ulang kertas bekas, memanfaatkan daun gugur yang banyak terdapat di sekolah untuk dijadikan kompos.
‘’Dedaunan diolah oleh siswa untuk dimanfaatkan, bahkan sebagian dijual kepada orangtua siswa,’’ terang Nurafni. Selain itu siswa juga memanfaatkan kulit singkong untuk dijadikan kertas. Walaupun SMAN 8 sudah seperti hutan namun penanaman bibit pohon terus dilanjutkan. Buktinya saat program Pekanbaru Clean, Green, and Fruitful (CGaF) digelar, sekolah ini tetap mengajukan bibit untuk ditanam di lingkungan sekolah. Tidak hanya itu, jika ditelusuri lebih dalam maka di sekolah ini akan ditemukan tandun air yang digunakan untuk menampung air hujan. Air ini dimanfaatkan oleh sekolah untuk menyiram tumbuhan dan berbagai keperluan.
‘’Kami juga membuat safety belt pohon untuk memanfaatkan air pohon agar tidak jatuh percuma ke tanah,’’ kata Nurahfni lagi. Melihat program-proga itu berjalan maka tak heran jika para siswa SMAN 8 baru-baru ini dipercaya untuk mensosialisasikan tentang Biopori ke beberapa SMP. ‘’Kita juga punya warung 3R (Reuse, Reduce and Recycle). Selain itu siswa juga diimbau agar dapat mengumpulkan kantong-kantong deterjen atau botol-botol minuman bekas yang ada di rumah untuk dimanfaatkan dengan dijadikan produk kerajinan. Tak ketinggalan, SMAN 8 juga membuat program rutin untuk menjaga kebersihan sekolah yang memiliki luas 4,3 hektare itu. Program yang melibatkan seluruh warga sekolah yang dijadwal dua kali dalam satu bulan. Program itu disebut Sabtu Bersih. Dengan berbagai program di atas, Nurafni sebagai salah seorang yang bertanggung jawab pada program Adiwiyata di sekolahnya, berharap sekolah-sekolah di luar Adiwiyata juga ikut menjaga lingkungan.
‘’Untuk menjaga lingkungan tempat hidup kita, tidak cukup hanya digerakkan oleh pihak tertentu saja, namun perlu dukungan semuanya. Jadi kami berharap selain sekolah-sekolah peraih Adwiyata, sekolah-sekolah lain juga bersama-sama melaksanakan program peduli lingkungan ini,’’ jelasnya.(*7/yls)
Read more: http://riaupos.co.id/news/2011/02/sman-8-pekanbaru-miliki-warung-3r-dan-safety-belt-pohon/#ixzz1KUxFnhS7
Komentar