Jakarta, Kompas - Sebanyak 840 siswa SD, SMP, dan SMA dari seluruh provinsi di Tanah Air akan mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) II tahun 2004, di Pekanbaru, Riau, tanggal 24-29 Agustus.
Sama seperti OSN I tahun lalu di Balikpapan, Kalimantan Timur, kegiatan ini pun bertujuan mencari pelajar-pelajar unggulan untuk mewakili Indonesia pada olimpiade-olimpiade sains internasional, di samping menggairahkan metode pengajaran sains di sekolah-sekolah.
"Kegiatan ini merupakan salah satu ajang kompetisi tahunan bagi siswa untuk menggali potensi prestasi pelajar dalam bidang sains, di samping mengevaluasi dan menyempurnakan metode pembelajaran sains di sekolah-sekolah," ujar Indra Djati Sidi, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas di Jakarta Rabu (18/8).
Rencananya, pada jenjang SD akan diperlombakan bidang studi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada jenjang SMP, diperlombakan bidang Matematika, Fisika, dan Biologi. Sedangkan pada jenjang SMA yang diperlombakan adalah bidang Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, dan Komputer/Informatika.
Jumlah peserta jenjang SD tercatat 120, SMP 270, dan SMA 450 siswa. Dirjen Dikdasmen menjamin keberlanjutan pembiayaan pendidikan para siswa yang juara dalam OSN, terutama yang berasal dari keluarga tak mampu.
"Pemerintah telah menyiapkan mekanisme program beasiswa berkelanjutan yang melibatkan lembaga-lembaga nirlaba, perusahaan, dan bantuan dari luar negeri," katanya.
Sebagai contoh, kemarin, Depdiknas melanjutkan kerja samanya dengan Sampoerna Foundation untuk memberikan beasiswa bernilai total Rp 1 miliar kepada 25 juara OSN II 2004. Khusus kepada para peraih medali emas tingkat SMA akan disediakan jaminan pembiayaan ke perguruan tinggi terkemuka selama 4-5 tahun masa studi.
Para penerima beasiswa tingkat SMA berhak memilih perguruan tinggi yang diinginkan, seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Universitas Airlangga, dan Universitas Padjadjaran.
Pengajaran sains
Bersamaan dengan penyelenggaraan OSN 2004, para guru bidang sains juga mengikuti pertemuan di Pekanbaru untuk memantapkan jaringan informasi sains yang telah dirintis dalam OSN 2003 lalu. Koordinator Olimpiade Sains Nasional Suharlan menjelaskan, para guru akan bertukar pikiran seputar pembelajaran sains yang efektif, termasuk bagaimana caranya menggali potensi pelajar unggulan.
"Yang kami inginkan adalah guru dan murid makin akrab dengan soal-soal berstandar olimpiade," kata Suharlan.
Dalam kaitan itu, para perguruan tinggi terkemuka di setiap provinsi akan dilibatkan untuk membina para guru maupun siswa unggulan yang terjaring dalam olimpiade tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
Suharlan menambahkan, Indonesia harus terus mengembangkan budaya kompetisi di kalangan pelajar karena Indonesia sudah masuk dalam sistem olimpiade internasional bidang-bidang sains, mencakup matematika, fisika, kimia, biologi, dan informatika.
Salah satu syarat untuk mengirimkan tim ke olimpiade internasional adalah mengadakan seleksi dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.(NAR)
Sama seperti OSN I tahun lalu di Balikpapan, Kalimantan Timur, kegiatan ini pun bertujuan mencari pelajar-pelajar unggulan untuk mewakili Indonesia pada olimpiade-olimpiade sains internasional, di samping menggairahkan metode pengajaran sains di sekolah-sekolah.
"Kegiatan ini merupakan salah satu ajang kompetisi tahunan bagi siswa untuk menggali potensi prestasi pelajar dalam bidang sains, di samping mengevaluasi dan menyempurnakan metode pembelajaran sains di sekolah-sekolah," ujar Indra Djati Sidi, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas di Jakarta Rabu (18/8).
Rencananya, pada jenjang SD akan diperlombakan bidang studi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada jenjang SMP, diperlombakan bidang Matematika, Fisika, dan Biologi. Sedangkan pada jenjang SMA yang diperlombakan adalah bidang Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, dan Komputer/Informatika.
Jumlah peserta jenjang SD tercatat 120, SMP 270, dan SMA 450 siswa. Dirjen Dikdasmen menjamin keberlanjutan pembiayaan pendidikan para siswa yang juara dalam OSN, terutama yang berasal dari keluarga tak mampu.
"Pemerintah telah menyiapkan mekanisme program beasiswa berkelanjutan yang melibatkan lembaga-lembaga nirlaba, perusahaan, dan bantuan dari luar negeri," katanya.
Sebagai contoh, kemarin, Depdiknas melanjutkan kerja samanya dengan Sampoerna Foundation untuk memberikan beasiswa bernilai total Rp 1 miliar kepada 25 juara OSN II 2004. Khusus kepada para peraih medali emas tingkat SMA akan disediakan jaminan pembiayaan ke perguruan tinggi terkemuka selama 4-5 tahun masa studi.
Para penerima beasiswa tingkat SMA berhak memilih perguruan tinggi yang diinginkan, seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Universitas Airlangga, dan Universitas Padjadjaran.
Pengajaran sains
Bersamaan dengan penyelenggaraan OSN 2004, para guru bidang sains juga mengikuti pertemuan di Pekanbaru untuk memantapkan jaringan informasi sains yang telah dirintis dalam OSN 2003 lalu. Koordinator Olimpiade Sains Nasional Suharlan menjelaskan, para guru akan bertukar pikiran seputar pembelajaran sains yang efektif, termasuk bagaimana caranya menggali potensi pelajar unggulan.
"Yang kami inginkan adalah guru dan murid makin akrab dengan soal-soal berstandar olimpiade," kata Suharlan.
Dalam kaitan itu, para perguruan tinggi terkemuka di setiap provinsi akan dilibatkan untuk membina para guru maupun siswa unggulan yang terjaring dalam olimpiade tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
Suharlan menambahkan, Indonesia harus terus mengembangkan budaya kompetisi di kalangan pelajar karena Indonesia sudah masuk dalam sistem olimpiade internasional bidang-bidang sains, mencakup matematika, fisika, kimia, biologi, dan informatika.
Salah satu syarat untuk mengirimkan tim ke olimpiade internasional adalah mengadakan seleksi dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.(NAR)
Komentar